Jakarta - Bagi wanita, foreplay bisa menentukan
kesuksesan mereka dalam mencapai orgasme. Namun Tidak sedikit wanita
yang mengeluh pasangannya lebih suka langsung menyantap 'hidangan utama'
saat bercinta, tanpa foreplay terlebih dulu.
Jika harus memilih,
pria cenderung melakukan seks langsung tanpa perlu melakukan foreplay
(pemanasan).
Dikutip dari Your Tango, kebanyakan pria hanya menginginkan orgasme dan ingin langsung menuju 'sasaran'. Apa alasan mereka?
Dikutip dari Your Tango, kebanyakan pria hanya menginginkan orgasme dan ingin langsung menuju 'sasaran'. Apa alasan mereka?
1. Menganggap Foreplay Kurang Maskulin
"Pria
yang masih berusia muda cenderung berpikir bahwa hal-hal seperti
pelukan, ciuman dan sentuhan, seperti yang banyak dilakukan pada saat
foreplay mencerminkan sifat feminisme," ujar pakar seks Dr Brian Parker.
Kebanyakan
pria hanya ingin melakukan hal-hal yang membuat dirinya merasa jantan
di depan wanita. Foreplay dianggapnya kegiatan yang 'girly' dan hanya
diperuntukkan bagi wanita.
2. Kurang Memahami Tubuh Wanita
Jujur
saja, banyak pria yang tidak begitu tahu dimana letak zona-zona seksual
pada wanita. Oleh karena itu, sebaiknya wanita memberi tahu dan meminta
pada pasangan prianya, bagian mana yang ingin dirangsang selama
foreplay. Begitu pula halnya dengan pria, jangan malu untuk mengatakan
pada wanita apa yang ingin Anda rasakan. Jika Anda tidak dapat
mengatakannya, tunjukkan saja secara langsung apa yang ada di otak Anda.
3. Masih Takut Mengeksplorasi Tubuh Wanita
Menurut
Mark Epstein, MD, seorang psikolog di Manhattan seperti dilansir WebMd,
"Pria pada umumnya masih takut mengeksplorasi tubuh wanita."
Untuk
itu, tunjukkanlah bahwa Anda akan merasa lebih bergairah dan menikmati
sesi bercinta jika si dia mau foreplay. Tidak masalah bagian mana yang
akan dia sentuh, karena semua hal pasti butuh proses pembelajarna. Jika
sentuhannya membuat tubuh Anda kurang nyaman, tuntunlah ke 'arah' yang
benar. Menuntun tangannya ke tempat yang ingin Anda rangsang menunjukkan
padanya bahwa Anda senang disentuh di bagian tersebut. Berbagi
informasi adalah kunci melakukan aksi foreplay yang nikmat.
4. Khawatir Tak Bisa Mempertahankan Ereksi
Rata-rata
pria khawatir tidak bisa mempertahankan ereksinya. Itu yang mendominasi
otak mereka saat bercinta. Dijelaskan Mark, jika pria khawatir
kehilangan ereksinya, mereka jadi terburu-buru ingin melakukan penetrasi
seks.
Alasan ingin buru-buru dan takut kehilangan ereksi itulah
yang membuat pria akhirnya melewatkan foreplay. "Atau mereka akan
melakukannya dengan cepat karena ingin tetap mempertahankan ereksinya,"
tutur Mark lagi.
5. Ego Pria yang Tinggi
Keegoisan
pria muncul ketika ia hanya ingin langsung menyantap 'hidangan inti'
tanpa melalui 'hidangan pembuka'. Untuk menghadapai tipe pria seperti
ini, sebagai pasangan wanitanya Anda harus memberi penjelasan mengapa
pria tidak boleh melewatkan 'hidangan pembuka'.
"Katakan padanya
bahwa melakukan foreplay akan membuat acara seks bertahan lebih lama.
Semakin lama Anda menyentuh dan memanjakannya, semakin menggebu-gebu
pula aksi orgasme yang akan Anda rasakan dengannya," ujar Parker.
Lalu bagaimana solusi agar pria mau dan merasa nyaman melakukan foreplay?
Mark
menyarankan, Anda dan pasangan bisa saling berkompromi. Misalnya saja,
minta dia melakukan foreplay dulu. Jika pada saat itu ereksinya tidak
bisa dipertahankan, giliran Anda yang memberinya rangsangan.
Sementara
konsultan seks Dr. Vanda Mustika mengatakan, "Cari waktu yang tepat.
Mungkin saja suami tidak tahu bagaimana cara memberikan rangsangan pada
Anda."
Solusi lainnya, Anda bisa eksplorasi tubuh diri sendiri
dan pasangan. Cobalah eksplorasi tubuh sehingga Anda bisa membantu
pasangan untuk mengetahui apa yang sebenarnya Anda sukai. Tentu saja
Anda juga perlu mempelajari tubuhnya. Pasangan pastinya juga tidak mau
hanya disentuh di area itu-itu saja.
Coba katakan padanya kalau
foreplay bertahan lebih lama daripada seks itu sendiri (rata-rata 12
menit). Dengan semakin lama Anda disentuh dan dicium, bisa semakin
dahsyat juga orgasme yang Anda rasakan.
(hst/eny)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar